Dalam film “The Exorcism of Emily Rose” yang diangkat dari kisah nyata, Emily adalah gadis santun anak seorang pendeta yang sederhana. Namun ia menjadi liar, tak terkendali, berbicara dalam bahasa aneh dan melakukan berbagai hal diluar nalar. Kabarnya ia kesurupan, kerasukan roh jahat yang membuatnya menjadi seperti itu.
Di Indonesia fenomena seperti itu tampaknya semakin menjalar dan mulai menjadi berita sehari-hari dan terjadi di berbagai tempat. Sekolah-sekolah dan bahkan madrasah. Puluhan bahkan ratusan anak bergantian kesurupan dan bahkan menggangu kegiatan belajar-mengajar hingga menyebabkan kegiatan belajar-mengajar diliburkan.
Bila dilihat dari beberapa kejadian kesurupan yang terjadi di sekolah-sekolah tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesurupan:
1.Kesurupan umumnya terjadi di lingkungan sekolah
2.Kesurupan terjadi secara masal hingga puluhan orang
3.Kesurupan biasanya dialami oleh siswi perempuan
4.Kesurupan terjadi hingga beberapa hari
5.Biasanya diawali dengan pemugaran atau pembangunan gedung sekolah.
Menurut Wikipedia, kesurupan adalah sebuah fenomena disaat seseorang berada diluar kendali pikirannya sendiri. Ada yang menganggap karena kekuatan gaib roh jahat yang mengakibatkan tubuh bergerak diluar kendalinya sendiri. Ada pula yang memandangnya dari sisi ilmiah.
Istilah yang sama untuk kesurupan adalah kerasukan, kerawuhan, keranjingan. Kata surup, rasuk, rawuh, ranjing menggambarkan keadaan sesuatu yang berasal dari luar masuk ke dalam dan mengisi ruang dalam.
Dilihat dari ilmu hipnoterapi, kesurupan adalah saat seseorang berada dalam keadaan trance(tidak sadarkan diri). Hal tersebut muncul karena seseorang berada dalam kondisi tekanan mental yang tinggi, dan saat tertekan hal tersebut muncul sehingga ia tampak seperti sedang kesurupan. Saat trance itulah semua tekanan emosinya muncul dan “lepas” sehingga ia cenderung melakukan hal-hal diluar nalar.
Kesurupan sering menimpa anak-anak sekolah karena mereka mengalami tekanan mental yang tinggi karena beban akademik, ujian akhir, tugas sekolah dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadikan mereka rapuh dan lebih mudah terkena “kesurupan” tersebut.
Sebagian besar mereka yang kesurupan adalah kaum wanita diakibatkan karena perempuan adalah makhluk yang sensitif dan cenderung memendam perasaan bila ada masalah. Lebih sering melamun lebih memudahkan mereka mengalami keadaan “deep trance” yang dinamakan kesurupan itu.
Dari segi psikologi, fenomena kesurupan digambarkan sebagai :
1.keadaan disosiasi saat seseorang seakan terpisah dari dirinya
2.hysteria, saat seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya
3.split personality, saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh pribadi yang berbeda
Sisi ilmu psikologi percaya fenomena kesurupan ini terjadi pada kondisi jiwa seseorang yang labil dan cenderung “melarikan diri” dari kenyataan saat mengalami beban mental yang hebat. Karena itu agar terhindar dari kejadian tersebut, manusia diharapkan untuk memiliki kondisi jiwa yang lebih matang agar tidak mudah labil dan terkena kondisi-kondisi tersebut diatas.
Fenomena kesurupan ini tidak hanya terjadi di Indonesia yang lebih cenderung percaya pada hal-hal yang mistik. Di Amerika Serikat sendiri, sebuah “Exorcist team” (tim pengusiran setan) dididirikan pada sekitar tahun 2001 untuk menolong mereka yang mengalami kondisi “deep trance” tersebut. Hal ini adalah hal yang pertama kali terjadi selama 160 tahun keuskupan. Hal ini mungkin diakibatkan karena tekanan mental karena resesi ekonomi yang berlangsung akhir-akhir ini sehingga banyak yang mengalami stress berat hingga diluar kendali.
—–
Ditulis oleh:
Cynantia Rachmijati,S.Ds,Grad.Dip.Journ,M.M.Pd
—–
Sumber:
http://www.wikipedia.com
http://wirautama.net/fenomena-kesurupan-massal-di-sekolah/
http://www.adiwgunawan.com/awg.php?co=p5&mode=detil&ID=190
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2001-05/a-2001-05-04-4-1.cfm